KOMPETENSI DASAR
3.2. Memahami konsep perubahan dan
keberlanjutan dalam sejarah .
4.2. Menerapkan konsep perubahan dan keberlanjutan dalam mengkaji peristiwa
sejarah
Tujuan Pembelajaran
• Menunjukkan nilai-nilai syukur pada
ciptaan Tuhan YME
• Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah
Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia :
·
Proses terbentuknya
Kepulauan Indonesia.
·
Pembabakan waktu
Zaman Praaksara.
·
Keanekaragaman Flora
dan Fauna dikepulauan Indonesia bagian Barat dan Timur.
·
Perkembangan
manusia purba
·
Keterkaitan antara pola hunian dengan mata pencaharian manusia praaksara.
·
Situs-situs peninggalan zaman pra aksara, pola hunian serta system
kepercayaan..
MATERI 1
PROSES TERBENTUKNYA KEPUALAUAN
INDONESIA
Lalu
bagaimana proses pembentukan pulau-pulau utama ini?
1. Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok hingga kepulauan Nusa Tenggara :
1. Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok hingga kepulauan Nusa Tenggara :
• Pulau-pulau
tersebut terbentuk karena adanya aktivitas vulkanisme di bawah permukaan bumi,
hasil yang dapat dirasakan di permukaan bumi adalah adanya lava (cairan larutan
magma pijar yang mengalir keluar dari dalam bumi). Lama kelamaan lava tersebut
memadat bertambah besar membentuk sebuah busur pulau. Proses seperti ini
dikenal sebagai Island Arc.
2.
Pulau Sulawesi :
• Pulau
Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng Filipina, Indo-Australia, Eurasia
dan lempeng mikro lain di daerah tersebut
3.
Pulau Papua dan Kalimantan :
• Keduanya
terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya permukaan bumi.
• Teori
tektonik lempeng menyebutkan bahwa dahulu seluruh daratan di muka bumi ini
adalah satu daratan yang sangat luas bernama Pangea, kemudian induk benua ini
terpecah menjadi dua yaitu Godwana (di Utara) dan Laurasia (di Selatan).
• Seiring
berjalannya waktu kedua lempeng besar tersebut terpecah-pecah kembali menjadi
benua-benua seperti sekarang.
4.
Pulau-pulau kecil :
• Proses
terbentuknya pulau-pulau ini lebih sederhana dibanding yang lain.
• Mereka
berasal dari endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut lainnya.
• Semakin
lama semakin besar dan akhirnya terbentuklah sebuah pulau baru.
MATERI 2
PEMBABAKAN WAKTU ZAMAN
PRAAKSARA
TAHAPAN
PERKEMBANGAN ZAMAN PADA MASA PRAAKSARA
BERDASARKAN
GEOLOGI
1.
Arkaikum
• Zaman
ini berlangsung sekitar 2500 juta tahun.
• Kulit
bumi masih sangat panas karena masih dalam proses pembentukan.
• Pada
zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan.
2.
Paleozoikum
• Zaman
ini berlangsung kurang lebih 340 juta tahun.
• Keadaan
bumi belum stabil.
• Mulai
ada tanda-tanda kehidupan seperti mahkluk bersel satu, hewan2 tidak bertulang
punggung, jenis-jenis ikan, amfibi dan reptil. Ada pula jenis tumbuhan gangang
dan rerumputan.
3.
Mesozoikum
• Berlangsung
sekitar 140 juta tahun.
• Iklim
mulai membaik walaupun suhu masih berubah-ubah.
• Terdapat
hewan-hewan besar seperti dinosaurus,tyranosaurus,dll.
4.
Neozoikum
• Berlangsung
kurang lebih 60 juta tahun sampai sekarang.
• Di bagi
atas dua zaman Tersier dan Kuarter.
• Zaman
tersier dibagi menjadi 5 masa, yaitu paleosen, eosen, oligosen, miosen,
pliosen.
• Zaman
kwarter dibagi menjadi 2 masa, yaitu pleistosen (Glasial dan Interglasial) dan
Holosen
PEMBAGIAN
ZAMAN DI INDONESIA
BERDASARKAN
KEBUDAYAANNYA
1.
Paleolitikum
Zaman
ini berlangsung selama masa pleistosen. Berlangsung sekitar kurang lebih
600.000 tahun . Alat-alat yang digunakan masih sangat kasar sebab teknik
pembuatannya masih sangat sederhana.
2.
Mesolitikum
Berlangsung
pada masa holosen. Berlangsung kurang lebih sekitar 20.000 tahun. Hasil
kebudayaan lebih tinggi dari zaman paleolithikum
3.
Neolitikum
Perkembangan
kebudayaan pada saat ini sudah sangat maju dari pada zaman-zaman sebelumnya.
Sudah mengenal sistem kepercayaan dengan adanya kekuatan di luar kekuatan
manusia. Mereka percaya terhadap ruh-ruh nenek moyang yang meiliki kekuatan di
alam gaib (animisme), dan percaya terhadap benda-benda alam yang dianggap
memiliki kekuatan gaib (dinamisme).
4.
Megalitikumn
Pada zaman ini kebudayaan cenderung menghasilkan
bangunan-bangunan monumental yang terbuat dari batu-batu yang besar.
Bangunan-bangunan tersebut cenderung biasa di gunakan sebagai alat pemujaan
terhadap arwah nenek moyang. Zaman ini muncul
pada zaman neolikit dan berkembang pesat pada zaman logam. Tradisi
megalitik pada saat ini masih berkembang di daerah seperti Pulau Nias, Sumba,
Flores dan Toraja.
5.
Zaman
Logam
Zaman
ini mulai muncul di Indonesia setelah menerima pengaruh dari kebudayaan donsong
(Vietnam). Kebudayaan ini menyebar sekitar tahun 500 SM ke Indonesia. Walaupun
di sebut zaman logam, namun alat-alat dari batu dan gerabah masih dipergunakan.
MATERI 3
KEANEKARAGAMAN FLORA DAN FAUNA
DIKEPULAUAN INDONESIA BAGIAN BARAT DAN TIMUR
A.
Flora di Indonesia
Flora
di Indonesia tidak sama antar daerah. Perbedaan itu dipengaruhi oleh jenis
tanah, relief iklim.Flora di Indonesia sangat bervariasi. Flora di Indonsesa dapat
digolongkan menjadi 6 yaitu:
1.
Hutan Bakau:
Hutan
bakau tumbuh di pantai yang landai dan berlumpur yang terkena pengaruh pasang
surut, hutan ini berfungsi untuk melindungi abrasi pantai dan juga penampung banjir dari
pedalaman daratan. Hutan bakau terdapat di Papua, Sumatera Bagian Timur,
sepanjang pesisir pulau Kalimantan
2.
Hutan Rawa:
meliputi
rawa rawa dengan jenis jenis tumbuhan
beluntas, pandan dan ketapang. Hutan ini banyak terdapat di sumatera,
Kalimantan barat dan Kalimantan tengah
3.
Hutan Musim:
hutan
ini terdapat pada daerah yang bertemperatur tinggi, hutan ini mempunyai
perbedaan kondisi tumbuhan sesuai dengan musim
contohnya hutan jati, Kapok, banyak terdapat di Jawa tengah, Jawa timur
dan Nusatenggara
4.
Hutan Hujan Tropis:
Karena
Indonesia berada di katulistiwa dengan sinar matahari sepanjang tahun dan curah
hujan tinggi maka sebagaian besar Hutan
di Indonesia merupakan hutan tropis, dengan cirri hutan yang sangat lebat
dengan berbagai macam tumbuhan. Banyak ditemukan di Pulau Sumatera, papua,
Kalimantan dan Sulawesi
5.
Sabana:
Sabana
adalah padang rumput yang diselingi pepohonan atau semak belukar , banyak
terdapat di jajaran kepulauan Nusa tenggara
B.
Fauna di Indonesia
• Perbedaan
Flora Fauna di Indonesia dipengaruhi oleh keadaan alam, gerakan hewan dan
rintangan alam.
• Menurut
ahli Flora dan Fauna ( Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber) Flora
Fauna di Indonesia di golongkan menjadi 3 kelompok.
• Yaitu
kelompok Indonesia Barat, tengah dan Timur.
Wilayah barat dan tengah
dibatasi dengan garis Wallace dan Wilayah tengah dan timur dibatasi oleh garis
weber :
1.
Wilayah Indonesia Barat
• Meliputi
Sumatera, jawa dan Kalimantan bercorak asia ( Asiatis)
• Jenis
hutan tropis: meranti, kamper, keruing, taluang dan mahoni
• Fauna:
gajah, badak, harimau dan Orang utan
2.
Wilayah Indonesia Timur
• Meliputi
papua dan pulau pulau sekitar bercorak Australian
• Jenis
flora : hutan tropis: Sagu dan nipah
• Fauna :
Binatang menyusui bertubuh kecil( kangguru) , jenis burung berwarna: cenderawasih,
kasuari, nuri
3.
Wilayah Indonesia tengah ( peralihan)
• Meliputi
Pulau Sulawesi, kepulauan Nusa tenggara dan Maluku,
• Jenis
Flora Hutan hujan tropis : pohon kayu besi ( trembesi) pinus, kayu putih dan
sabana
• Fauna :
Anoa, tapir, komodo dan kerbau
MATERI 4.
KETERKAITAN ANTARA POLA HUNIAN
DENGAN MATA PENCAHARIAN MANUSIA PRAAKSARA
Masa
Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana
• Masa
berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana berlangsung pada kala
plestosen.
• Pada
masa ini, manusia hidup berkelompok kecil. Tujuannya untuk mempermudah dalam
berburu dan melindungi kelompok.
• Pada
masa ini juga manusia hidup berpindah-pindah (nomaden), dengan tujuan untuk
mencari lokasi yang mampu mensuplai sumber makanan untuk mereka.
• Pendukung
kebudayaan ini adalah Pithecanthropus dan manusia Wajak.
Masa Berburu dan Mengumpulkan
Makanan Tingkat Lanjut
• Pada
masa ini, mulai timbul usaha untuk tinggal secara tidak tetap di gua-gua alam
atau gua paying (cruk) yang berda di dekat pantai.
• Pada
masa ini juga penemuan dan pemanfaat api mulai digunakan untuk pemanjangan masa
pangan.
• Berdasarkan
hasil penelitian ditemukan cikal bakalpertanian, dengan berpindah-pindah
menyesuaikan dengan konsidi kesuburan tanah.
Masa Becocok Tanam
• Pada
masa ini manusia mulai menetap di suatu tempat diwilayah tebuka yang dekat
dengan sumber air seperti danau atau sungai. Bahkan terkadang mereka membuat
parit disekitar tempat tinggal mereka untuk melindungi diri dari serangan
binatang buas atau kelompok lain.
• Mulai
terbentuk desa kecil dengan bercocok tanam sederhana dengan sistem lahan
kering, dan menjinakkan hewan-hewan tertentu.
• Mengenal
sistem barter dan konsepsi kepercayaan (animismen dan dinamisme)
Masa Perundagian
• Disebut
juga The Brozen-Iron Age. Berasal dari kata Undagi dalam Bahasa Bali.
Undagi berarti sekelompok masyarakat atau golongan yang mempunyai kepandaian
atau keterampilan jenis usaha tertentu.
• Mulai
terbetuk desa yang terdiri dari beberapa dusun.
• Meningkatnya
jumlah populasi manusia karena meningkatnya teknologi dan kesejahteraan hidup.
• Berburu
bukan sebagai pemenuhan kebutuhan tetapi sebagai mata pencaharian, dan
pembuktian tingkat kedewasaan dan kegagahan.
• Dikenal
Teknik pembuatan alat logam yang dikenal dengan Teknik A cire perdu dan
bivalve.
• Mengenal
sistem pengairan untuk kebutuhan pertanian.
MATERI 5.
PERKEMBANGAN MANUSIA PURBA
Berdasarkan penelitian
beberapa ahli dapat direkontruksikan beberapa jenis manusia purba yang pernah
hidup di zaman praaksara
- Jenis
Megantropus
- Jenis
Pitechanthropus
- Jenis Homo
1. Megantropus
Meganthropus adalah sekumpulan koleksi fosil mirip manusia purba yang ditemukan di Indonesia. Fosil ini pertama kali ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936 dan berakhir 1941 di Situs Sangiran, yaitu rahang bawah dan rahang atas. Wikipedia
Ciri-Ciri Meganthropus Paleojavanicus :
- Memiliki tubuh yang kekar dan tegap
- Rahang yang besar
- Memiliki bentuk geraham seperti manusia tetapi tidak berdagu seperti kera.
- Memiliki tulang pipi yang tebal
- Ada tonjolan di kening dan belakang kepalanya
- Makanan pokok tumbuh-tumbuhan
- Hidup pada 2 –1 juta tahun yang lalu.
2. Pitecantropus
Homo erectus adalah jenis manusia yang telah punah dari genus Homo. Pakar anatomi asal Belanda, Eugene Dubois, pada tahun 1890-an menggambarkannya sebagai Pithecanthropus erectus atau "Manusia Jawa" berdasarkan fosil tempurung kepala dan tulang paha yang ditemukan timnya di Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Wikipedia
Ciri – Ciri Pithecanthropus Erectus
Berdasarkan
fosil – fosil yang telah ditemukan, dapat diketahui bahwa Pithecanthropus
Erectus memiliki ciri – ciri yang khas. Adapun ciri – ciri mereka adalah
sebagai berikut ini:
a.
Pithecanthropus Erectus memiliki tubuh yang tingginya kira-kira 165-180 cm.
b. Memiliki badan yang tegap, tetapi tidak setegap tubuh Meganthropus.
c. Memiliki tonjolan yang tebal pada kening dan melintang di sepanjang pelipis.
d. Memiliki otot kunyah yang tidak sekuat milik Meganthropus.
e. Memiliki volume otak sekitar 900 cc.
f. Memiliki hidung yang lebar dan tidak memiliki dagu.
g. Mengkonsumsi makanan – makanan yang bervariasi, seperti tumbuhan dan daging binatang.
b. Memiliki badan yang tegap, tetapi tidak setegap tubuh Meganthropus.
c. Memiliki tonjolan yang tebal pada kening dan melintang di sepanjang pelipis.
d. Memiliki otot kunyah yang tidak sekuat milik Meganthropus.
e. Memiliki volume otak sekitar 900 cc.
f. Memiliki hidung yang lebar dan tidak memiliki dagu.
g. Mengkonsumsi makanan – makanan yang bervariasi, seperti tumbuhan dan daging binatang.
3. Homo Sapiens
Homo sapiens merupakan manusia cerdas
karena telah mampu membuat peralatan sederhana dari batu dan tulang yang
digunakan untuk berburu dan mengolah makanan. Mereka sudah menggunakan akal dan
memiliki sifat seperti manusia sekarang. Mereka hidup sederhana dan masih
mengembara. Homo sapiens dikenal sebagai spesies yang sangat tangguh dalam
beradaptasi dengan lingkungannya. Ciri-ciri homo sapiens diantaranya sebagai
berikut :
1) Tengkorak besar
2) Volume otak diperkirakan 1650 cc
3) Muka datar dan lebar
4) Akar hidung lebar
5) Bagian mulut menonjol sedikit
6) Dahi agak miring
7) Di atas rongga mata ada busur kening
yang nyata
8) Langit-langit mulut besar dan dalam
9) Rahang bawah masif
10) Gigi besar-besar
11) Gigitan gigi seri atas tepat mengenai gigi bawah
12) Tinggi badan sekitar 173 cm
Homo sapiens dibagi menjadi tiga jenis. Ketiga jenis homo sapiens sebagai
berikut ini:
A. Manusia wajak (Homo wajakensis)
Homo wajakensis ditemukan di lembah Sungai Brantas, Wajak, Tulungagung,
Jawa Timur. Fosil homo wajakensis ditemukan pada lapisan pleistosen atas oleh
Eugene Dubois pada tahun 1889. Ciri-ciri manusia wajak atau homo wajakensis
diantaranya sebagai berikut :
1) Tengkoraknya sedang atau agak lonjong
2) Muka datar dan lebar
3) Dahinya agak miring dan di atas mata
terdapat busur dahi yang nyata
4) Pipinya menonjol ke samping
5) Volume otk 1300 cc
6) Berat badan 30-150 kg
7) Tinggi badan 130-210 cm
8) Jarak antara hidung dan mulut masih jauh
9) Perawakannya masih seperti kera
10) Sudah berdiri tegak
B. Manusia Liang Bua (Homo Floresiensis)
Homo florensiesis merupakan manusia dari Flores. Fosilnya ditemukan di Gua
Liang Bua, Flores oleh tim ilmuwan dari Indonesia dan Australia pada tahun
2003. Fosil tengkorak yang ditemukan memiliki bentuk mungil atau hobbit. Homo
floresiensis hidup sezaman dengan gajah-gajah pigmi (gajah kerdil) dan
kadal-kadal raksasa (komodo) di Flores. Ciri-ciri manusia Liang Bua atau Homo
floresiensis diantaranya sebagai berikut :
1) Tengkorak yang panjang dan rendah
2) Berukuran kecil
3) Volume otak 380 cc
4) Massa tubuh sekitar 25 kg
5) Tinggi badan diperkirakan 106 cm
6) Memiliki rahang yang menonjol dan
berdahi sempit
C. Homo Soloensis
Homo soloensis
merupakan manusia purba yang ditemukan oleh von Koenigswald pada tahun
1931-1934 di daerah Ngandong, ditepi Sungai Bengawan Solo. Para
ahli memperkirakan homo soloensis sudah bisa berjalan dan berdiri
dengan sempurna. Manusia purba homo soloensis diperkirakan hidup sekira 900-200
ribu tahun yang lalu. Ciri-ciri Homo soloensis diantaranya sebagai berikut :
1) Volume otak 1000-2000 cc
2) Tinggi badan 130-210 cm
3) Berat badan 30-150 kg
4) Otot-otot bagian tengkuk sudah mengalami
reduksi
5) Alat pengunyah menyusut sehingga gigi
dan tulang rahang menjadi kecil.
MATERI 6
SITUS-SITUS PENINGGALAN ZAMAN PRA AKSARA, POLA
HUNIAN SERTA SYSTEM KEPERCAYAAN
Berikut 10 Situs Prasejarah Tertua Indonesia yang
berhasil ditemukan oleh para arkeolog dan tim peneliti kepurbakalaan..
1. Situ Prasejarah Gunung Padang, Jawa Barat
2. Situs Prasejarah Sangiran, Jawa Tengah
3. Situs Prasejarah
Leang-Leang, Sulawesi Selatan
4. Situs Prasejarah Lukisan Gua Papua
5. Situs Prasejarah Liang Boa, Flores
6. Situs Prasejarah Gua Harimau,
Sumatera Selatan
7. Situs Prasejarah Lukisan Pantai Raja Ampat,
Papua Barat
8. Situs Prasejarah Gua Babi Gunung Batu Buli,
Tabalong, Kalimantan Selatan
9. Situs Prasejarah Wajak,
Tulungagung
10. Situs Prasejarah Gua Perbukitan
Sangkulirang, Kutai Timur
POLA HUNIAN MANUSIA PRAAKSARA
Pola
hunian pada zaman pra aksara yaitu :
1. nomaden,
2. semi nomaden
3. menetap
SISTEM KEPERCAYAAN MANUSIA PRAAKSARA
Secara
umum, sistem kepercayaan manusia pra-aksara ini dibagi dalam 3 kelompok yakni:
►
ANIMISME
►
DINAMISME
►
TOTEMISME
Tidak ada komentar:
Posting Komentar